Kedelai Sebagai Sumber Senyawa Isoflavon
Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak
disintesa oleh tanaman. Namun, tidak sebagai layaknya senyawa metabolit
sekunder karena senyawa ini tidak disintesa oleh mikroorganisme. Dengan
demikian, mikroorganisma tidak mempunyai kandungan senyawa ini. Oleh karena
itu, tanaman merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam. Di berbagai
antara tanaman, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada tanaman
kedelai. Pada tanaman kedelai, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat
pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan
tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi
daun pertama dari tanaman (Anderson, 1997).
Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2--4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.
Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2--4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.
bagaimanakah aktivitas fisiologis dari senyawa isoflavon gugus apakah yang menentukan aktivitasnya ?
BalasHapusAktivitas fisiologis senyawa isoflavon berkaitan dengan struktur senyawanya. Aktivitas suatu senyawa ditentukan pula oleh gugus-gugus yang terdapat dalam struktur tersebut. Dengan demikian dapat dibentuk senyawa-senyawa aktif yang diinginkan. aktivitas antioksidan ditentukan oleh bentuk struktur bebas (aglikon) dari senyawa. aktivitas tersebut ditentukan oleh gugus -OH ganda, terutama dengan gugus C=0 pada posisi C-3 dengan gugus -OH pada posisi C-2 atau pada posisi C-5
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIsoflavon pada kedelai berbentuk senyawa konjugat dengan senyawa gula melalui ikatan -O- glikosidik. Selama proses fermentasi, ikatan -O- glikosidik terhidrolisa, sehingga dibebaskan senyawa gula dan isoflavon aglikon yang bebas. Senyawa isoflavon aglikon tersebut dapat mengalami transformasi lebih lanjut dengan membentuk senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas biologi tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh Murata (1985) yang membuktikan bahwa faktor-II (6, 7, 4‟ tri-hidroksi isoflavon) mempunyai aktivitas antioksidan dan antihemolisis lebih baik dari daidzein dan genistein.
BalasHapusaktvitas suatu senyawa ditentukan pula oleh gugus –OH ganda, terutama dengan gugus C=O pada posisi C-3 dengan gugu –OH pada posisi C-2 atau pada posisi C-5. Hasil tranformasi isoflavon selama fermentasi tempe, yaitu daidzein, genistein, glisitein dan Fakor-II, memenuhi kriteria sebagai senyawa aktif. Sistem gugus fungsi demikian memungkinkan terbentuknya kompleks dengan logam